Assalamualaikum
Brosis, bro ndess berkunjung ke salah satu hasil proyek milik pertambangan minyak Exxon Mobile Blok Cepu yang berada di daerah Kalitidu, Bojonegoro. Pemandangan sebuah industri yang besar dan megah terlihat dari jalan raya utama alternatif pantura ini. Nah, yang bro ndess fokuskan adalah flyover hasil pembangunan Exxon untuk mengatasi masalah mobilitas armada operasional mereka.Flyover yang bisa dibilang besar, kuat, dan sekelas Suramadu ini mampu dinaiki mobil besar dan berat serta kendaraan berat yang mengangkut alat-alat milik Exxon. Sejatinya ini adalah alternatif pilihan Exxon untuk menghindari perlintasan Kereta Api yang menganggu aktivitas mereka. Maklum, menuju ke lokasi tambang harus melewati rel kereta api. Apalagi sekarang jadi ganda relnya. Apa gak berabe kalau truknya mogok di tengah perlintasan?
Untuk itulah Exxon membangun flyover yang dibilang kelas internasional, seperti Suramadu guna memudahkan mobilitasnya. Apa nggak dananya tumpeh-tumpeh alias banyak banget tuh. Demi gak melintasi rel, dibangun flyover yang megah. Namun sayang sih, jalan sekitar lokasi menuju flyover itu rusak parah. Di tambah kendaraan-kendaraan tonase berat milik perusahaan yang tidak sesuai kapasitas jalan. Menambah rusak jalan yang tergolong sudah lama sekali tidak di renovasi/di rehab itu. Warga sekitar hanya bisa melihat dari jauh kemegahan flyover yang berdiri di atas jalan rusak yang merupakan dampak negatif dari kegiatan itu.
Tanah Bojonegoro itu tanah yang bergerak, karena hampir semuanya terdiri dari gamping karena dulunya Bojonegoro itu dasar laut. Di bangun dengan tipe jalan apapun tetap rusak kalau kualitasnya “standart”. Bojonegoro sendiri kena dampak negatif yang bro ndess rasa sangat berbahaya buat kelangsungan ekosistem. Perubahan iklim!! Cuaca di Bojonegoro menjadi makin panas saat siang, melebihi Gresik dan Surabaya. Walau memang pagi dan malamnya masih lebih dingin tapi saat siang? Beuh…. Panas banget bro… Banyaknya pompa minyak dan gas yang di bakar membuat efek nyata bagi iklim. Terlebih Bojonegoro yang dulu adem sejuk kini jadi panas dan gerah.
Apakah Bojonegoro akan jadi the next freeport area? Yang hanya bisa melihat dari jauh kandungan perut mereka di jarah oleh luar negeri. Semoga tidak ada dampak negatif seperti Sidoarjo. Sangat disayangkan. Walau pembangunan sana sini sudah dilakukan, tapi kenapa daerah dekat tambang yang jadi sumber pendapatan kurang tersentuh ya? Hanya bisa melihat….
Semoga berguna.
Dikirim dari Ndeso 94 Android.
Artikel lain :
- Honda Supra X 125 yang gak mau kalah trend
- Honda Revo Matic Satu Ini mulus sekali
- Bersiap Ikuti “CRF TRAIL ADVENTURE EAST JAVA SERIES 2025” di Trawas! Jelajahi Nyali, Raih Kebebasan – Kuota Terbatas, Segera Daftar!
- Modifikasi Honda Stylo Retro Futuristik
- Honda Stylo Hubless
- Restorasi Honda C800, Supercub
- Modifikasi Vespa 2tak Jadi Roda Tiga
- Sederhana tapi ini yang harus dimodif pada Honda Stylo
- Kode Rudal “FOX (diikuti angka” Pada Pesawat Tempur
- Honda Stylo Decal Arai





Kenalkan saya lintang dari Jogja.
Ingin dengar pendapat anda tentang Kang Yoto. Menurut sampeyan yang asli Bojonegoro, perubahan apa saja yang dibawa Kang Yoto setelah beliau jadi bupati 2 periode terutama yang menyangkut pengelolaan migas?
Ada enggak dampak yg sampeyan rasakan dari kepemimpinan Kang Yoto selama ini?
Mohon responnya, terimakasih.
Salam matoh 🙂
SukaSuka
Perubahan ya… oh iya salam kenal juga…
Kalau danpak pengelolaan migas blm terasa. Yg ada malah bojonegoro tambah panas karena efek pembakaran gas bumi.
SukaSuka
Kebetulan saya sedang menulis skripsi tentang Bojonegoro. Saya mohon bantuannya, terimakasih 🙂
SukaSuka