Kultum Subuh : Ibadah kita, sama sepert sistem gaji/pendapatan.

Subuh hari ini, kita refleksikan diri sambil berdiskusi masalah ibadah. Dalam hidup, kita punya 5 hukum. Yaitu fardhu, sunnah, makruh, mubah, haram. Kelimanya jadi hukum pedoman umat Islam dalam berbuat dan beribadah.

☺kέ°⌣°☺kέ°⌣°, kita bahas tentang Ibadah seperti sistem gaji/pendapatan. Tentu kita sudah diajarkan mana saja yang merupakan ibadah wajib, seperti yang tercantum pada 5 rukun Islam yaitu Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa, dan Haji.

Nah, jika diumpakan. Pahala yang kita dapat dari melaksanakan ibadah wajib adalah gaji pokok dari Allah SWT. Tentunya akan kita dapat jika kita benar-benar bisa melaksanakan ibadah wajib tersebut. Lalu, bagaimana dengan Ibadah yang tidak wajib?

Seperti dalam bekerja, kita tentu mencari yang namanya gaji pokok. Yaitu gaji yang setiap bulan pasti kita dapat dengan nominal yang tetap dan sama. Gaji yang kita terima tadi berasal dari pekerjaan yang wajib dilaksanakan.

Gaji ceperan.

Dalam bekerja pasti beberapa orang mengenal istilah ceperan alias penghasilan lain. Yang di dapat dari pekerjaan tidak wajib alias sampingan. Tentunya nominalnya bisa jadi kurang dari bahkan bisa lebih dari gaji pokok itu sendiri. Pendapatan seperti ini banyak dicari oleh pekerja-pekerja di era modern. Karena kebutuhan yang semakin tinggi dan gaji pokok tak mencukupi.

Ini bisa dilogikakan pada ibadah. Jika kita ingin benar-benar pengen masuk Surga dan merasa ibadah wajib belum cukup, maka beribadahlah sunnah. Karena, sebetulnya pahala yang diraih dari ibadah sunnah itu lebih banyak daripada ibadah sendiri.

Kenapa? Karena tidak mengikat. Kalau dikerjakan dapat pahala, kalau nggak ya nggak papa. Nah, ujian ibadah sunnah itu lebih besar dari ibadah wajib. Tantangan dan hambatan. Serta hasil yang diterima(pahala) begtu imbang.

Jika kita bisa beribadah sunnah sebanyak mungkin tanpa mengurangi ibadah wajib, maka surga Insya Allah dapat anda raih nantinya. Aamiin.

بِسْــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

#Salam Ndeso Bojonegoro.