Tanggal 5 Januari 2014, ane menghadiri undangan di acara yang bertajuk Makan Malam bersama Kang yoto dan Menko Hatta Radjasa. Acara tersebut dimulai jam 19.00 WIB. Namun, dikarenakan ada rapat terbatas menteri dan Presiden, pak Hatta terpaksa tidak dapat menghadiri acara tersebut. Sejatinya sesuai agenda, pak Hatta diundang menghadiri jamuan makan malam serta panen raya bawah merah tanggal 6 Januari di Kedungadem.Akhirnya kegiatan lebih dikhususkan kepada diskusi bersama Kang Yoto membahas strategi RPJMB 2014. Bagaimana pembangunan Bojonegoro kedepannya. Nah, dalam diskusi kali ini banyak sekali hal yang ane kutip dari kata-kata Kang Yoto waktu itu. Let’s cekidot. Hehehe.
Dijelaskan bahwa masyarakat Bojonegoro dibagi menjadi dua. Yaitu : Yang berhasil menghadapi masalah, serta Yang cuma meminta. Apa maksudnya? Artinya, ada beberapa masyarakat yang aktif dan selalu tanggap dalam berbagai masalah di Bojonegoro serta mencari solusi terbaik. Sedangkan yang meminta adalah mereka yang cuma mengeluh, mengharap bantuan, tanpa melihat apa masalah yang menimpa.
Hidup itu lebih baik sakit dahulu sebelum sehat daripada tidak pernah merasakan sakit. Itulah yang dialami Kabupaten Bojonegoro. Sebagai daerah yang dikesampingkan sejak jaman Belanda, bahkan Dandels yang membangun Pantura memotong jalan di Babat langsung menuju Tuban tanpa lewat Bojonegoro. Kini, Bojonegoro begitu penting di Indonesia. Sebagai daerah yang mempunyai cadangan minyak terbesar di Indonesia dan mencukupi 20% kebutuhan nasional, maka Indonesia sangat membutuhkan Bojonegoro. Jika minyak di Bojonegoro tak mampu mencukupi target, maka Indonesia akan impor minyak lebih besar lagi.
Kini, Bojonegoro berusaha untuk membuat Ibu Pertiwi tersenyum. Jika selama ini terus-terusan menangis karena melihat pemerintahan kita begitu kacau balau. Dengan sumber daya yang ada, Bojonegoro siap membuat Ibu Pertiwi tersenyum lebar. Siapakah Ibu Pertiwi tersebut? Ibu Pertiwi adalah metafora dari masyarakat. Ibu pertiwi adalah masyarakat itu sendiri, dan anak-anak Ibu pertiwi adalah mereka yang menduduki jabatan di berbagai lembaga pemerintahan dan mendapat tugas dari masyarakat.
Kang Yoto menjelaskan juga bahwa ternyata Bojonegoro menyumbang sebanyak 3% dari sumbangan pemerintah kepada seluruh kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia. Melalui sumber daya alam dan manusianya. Bahkan, Bojonegoro juga sudah melunasi utang-utangnya di Bank Jatim yang merupakan Bank Regional Provinsi Jatim. Alhamdulillah, kota’ku sukses. Beliau menjelaskan, semua hasil pertambangan dan perkebunan di Bojonegoro akan dipakai untuk pembangunan Bojonegoro. Itu terlihat bahwa Bojonegro yang sekarang sudah jauh berbeda denagn Bojonegoro 10 tahun yang lalu. Lebih maju di beberapa aspek dari kabupaten-kabupaten tetangganya.
Pembangunan di Bojonegoro tidak hanya pada sektor infrastruktur semata. Nmaun, juga mendidik mental masyarakatnya agar bisa diajak lebih maju dan nggak terlalu ndeso, hehehe.
Benar-benar sip. Nah, salah satunya adalah perawatan Pavingisasi. Di mana tiap desa yang telah direnovasi jalannya dengan pavingisasi, diwajibkan merawatnya. Apabila rusak atau berantakan, maka desa tersebut akan terkena sanksi tidak akan diberi bantuan dari Kabupaten. Ngeri ya….. Jadi rawatlah pavingmu 😀
Ada istilah yang menarik, yaitu index kebahagiaan. Yaitu tingkat kebahagiaan masyarakat yang dinilai dari apakah masyarakat mampu menerima, memiliki, menghasilkan sesuatu, memberikan kepada orang lain. Itulah yang diterapkan kepada warga Bojonegoro. Salah satu hal yang membuat bahagia rata-rata masyarakat Bojonegoro adalah adanya Warung Kopi atau disingkat warkop. Di mana, menurut warga Bojonegoro rata-rata lebih baik makan di rumah tapi kalo ngopi ya di warung sambil ngobrol. Satu cangkir kopi, dan tempe satu cukup buat ngobrol tiga jam lebih. wkwkwk, hayooo siapa yang pernah gitu? Ane pernah kok.wkwkwkwk.
Ada yang menarik dari diskusi yang dihadiri jajaran dinas dan blogger Bojonegoro tersebut, di mana ada teleconference antara Kang Yoto dan empat desa yaitu padangan (dua desa), napis tambakrejo, duwel kedungadem yang sebagai sesi testing sebelum dilauncing pada keesokan harinya.
Serta beberapa penjelasan dari Professor IPB dan Telkom Bojonegoro.
Nah, foto di bawah adalah mereka yang mengelola pertambangan minyak di Bojonegoro. Manajemen ada ditangan mereka. Jadi, kalo ketemu mereka jangan dijahatin ya. Mereka yang menghasilkan uang buat Bojonegoro 😀
Bojonegoro direncanakan akan membangun dan memperkuat jaringan telekomunikasi dan internet di beberapa lokasi di Kabupaten Bojonegoro, serta membangun fasilitas Wifi di kota dan RSUD Padangan serta RSUD Sumberrejo. Teleconference adalah awal dari ajakan pemerintah kepada seluruh petani Bojonegoro untuk melek IT dan terigentrasi dengan seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga seluruh Indonesia dapat melihat potensi pertanian dan perkebunan di Bojonegoro yang tak kalah dengan daerah lain.
Bojonegoro MATOH! 😀
Oh iya, ada acara nyanyi bareng kang Yoto dan Blogger Bojonegro. Cekido videonya 😀
*Ane yang kanan Kang Yoto >>> 😀
#Salam Ndeso Bojonegoro.
kerenn…tambah matoh ki 😀
SukaSuka
Matoh tenan hehe
SukaSuka
kang yoto andalan nek kon nyanyi… hehehehe
http://nivikoko.wordpress.com/2014/01/09/klaim-di-tolak-versi-industri-air-minum-dalam-kemasan-ini-analisanya/
SukaSuka
Wkwkwk koyok SBY
SukaSuka
Ping balik: Impianku….. Terima kasih Ya Allah SWT | [Masih] Wong Ndeso 94