
Assalamualikum
Perawatan mobil memang tidak melulu soal kinclongnya cat dan bersihnya jok. Atau mungkin interior yang wangi dan bersih. Ada beberapa hal yang sering terlupa bahkan mungkin bisa dibilang diabaikan. Salah satunya karat pada sasis.
Karat memang gampang menyerang pada mobil, terutama bagian yang jarang terpantau dan sering terkena air. Salah satunya adalah mobil Suzuki APV berikut. Di mana, pada bagian bawah sasis yaitu bagian bawah yang tertutup oleh peredam kabin ternyata telah berkarat dan berlubang.
Muncul spekulasi, hal ini terjadi pada mobil catering. Di mana campuran sayur dan kuahnya mengandung garam, yang sama korosifnya dengan air laut dan air hujan. Untuk mencegahnya tentu dengan selalu membersihkan bagian bawah saat mencuci mobil. Pada bagian interior jangan cuma dilap. Dicek betul sisa air yang ada di beberapa celah. Tapi, memang aktivitas ini melelahkan.
Solusinya adalah dikerok karatnya, kemudian di las ulang dan dipasang lagi peredamnya (diganti baru juga bisa). Jangan lupa dicat anti karat. Terjadinya karat pada bagian ini sebetulnya bisa ditakar berapa tahun bakal terjadi. Namun, semuanya juga tergantung geografis. Yang paling menentukan adalah perlakuan si pemilik.
Nah, fenomena Korosi / Teyengen kalau istilah Jawa adalah
1. Konsentrasi H2O dan O2 – Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.
2. pH – Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
3. Keberadaan elektrolit – Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
4. Suhu – Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu.
5. Galvanic coupling – Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
Referensi : Aan ( facebook.com/aanpencxeng )
Nah, bagaimana Brosis? Segera cek bagian peredam jika brosis belum pernah cek atau mungkin kurang detail merawat mobil. Atau mungkin punya usaha catering yang super sibuk.
Dikirim dari Lenovo Ndeso 94 TAB 2 Android.
Kategori sama :
- Rem, safety yang “Sering” tak dihiraukan (9/21/2013)
- “BUKAN” Jetbus 5. Bus Pariwisata ini Mode Siluman (5/16/2024)
- “Hampir” menyaksikan bus kecelakaan (4/21/2014)
- “I Pray for all : Welcome to 2014” – – (12/31/2013)
- “ISDAFA” – Kelompok Musik Hadrah Modern Bojonegoro Kota (1/17/2016)
- “Ketika Polwan berjuang mengantarkan kotak suara PILKADA” (12/16/2015)
- “Lagi nyusu”, sepasang remaja tertangkap kamera di Stadion Bojonegoro (11/24/2016)
Artikel Terbaru :
- Honda Revo Matic Satu Ini mulus sekali
- Bersiap Ikuti “CRF TRAIL ADVENTURE EAST JAVA SERIES 2025” di Trawas! Jelajahi Nyali, Raih Kebebasan – Kuota Terbatas, Segera Daftar!
- Modifikasi Honda Stylo Retro Futuristik
- Honda Stylo Hubless
- Restorasi Honda C800, Supercub
- Modifikasi Vespa 2tak Jadi Roda Tiga
- Sederhana tapi ini yang harus dimodif pada Honda Stylo
- Kode Rudal “FOX (diikuti angka” Pada Pesawat Tempur
- Honda Stylo Decal Arai
- Aku Suka Modifikasi Honda Scoopy Yang Satu ini,


