Assalamualaikum,

Tak terasa sudah dua tahun lebih bro ndess menaiki nih motor. Yaps, si gold NVL. Motor generasi penerus Vixion ini jadi pilihan bro ndess dikala motor lama yaitu Old Vixion putih sudah gak karuan gara-gara kecelakaan. Kenapa pilih New Vixion? Ya karena generasi penerus Vixion, irit juga soal BBM. Awalnya sih agak kurang sreg juga ama tuh headlamp tapi di modif kan bisa yak?

NVL berwarna stnk Titanium Gold ini ditebus second di sebuah showroom motkas Tuban dengan Tukar Tambah Old Vixion, nambah 3 jutaan. Impressi awal dulu ya handlingnya lebih mantap saja. Lebih stabil dari Old Vixion putih bro ndess. Berbagai settingan sudah bro ndess lakukan pada Si Gold. Beberapa di antaranya :

1. Knalpot Nob1. Lebih terasa putaran bawahnya. Suaranya sih agak cempreng karena gak setting COnya. Walau gitu tenaga terasa lebih berisi meskipun agak ragu itu cuman sugesti dari memakai knalpot ini.

2. Ban 130/70. Dapat bekas dari Byson, yups ban merk V Rossi Duro ini lumayan mantap buat jalan kering. Kalau buat basah ya gitu, ancur handlingnya.

3. Gear set 14/12. Lemot di awal, apalagi pas itu memakai ban besar. Seakan menyiksa mesin.

Si Gold sendiri punya sederet problem, baik sudah bawaaan motornya maupun bekas pemilik terdahulu. Motor ini bekas kecelakaan yang mungkin parah. Karena shock depan agak bengkok sedikit, sehingga saat riding terasa miring stangnya. Akibatnya bila memakai stang standart atau fatbar ya terasa miring bengkok gitu. Akhirnya bro ndess akalin dengan memakai stang jepit. Sudutnya diatur sedemikian rupa agar gak bikin capek saat riding.

Old Vixion bro ndess dulu

Untuk perawatan mesin sendiri, bro ndess paling rutin yang namanya ganti oli. Namun, kelemahan pada ring sehernya membuat oli lebih cepat habis. Bensin irit tapi oli boros,,, marai emosi ae 😦 Oh iya, si Gold sendiri mengalami kebocoran cukup parah kayaknya. Untuk sementara bro ndess pun menyiasati dengan memakai Oli Diesel. Ngumpulin duit buat overhaul dan di bore up di Kang Wenda Widodo. Karena si Gold ini menjadi motor andalan bro ndess. Motor yang jadi pengantar rejeki dan mengantar bro ndess ke manapun.

Apalagi september nanti, rute bakal lebih lama. Yaitu seminggu 4x PP Surabaya Bojonegoro yang artinya 120km x 8x jalan (4 Pulang + 4 pergi). Total seminggu bakalan menempuh 960km/minggu. Tentu kalau pas jaman nyales dulu cuma 80km per hari setiap 6x seminggu. Sekarang rutenya 960km/minggu dengan jarak yang lebih jauh sekali perjalannya. Benar-benar diuji durabilitas si Gold. Apalagi bro ndess type ridingnya ngebut. 100kpj adalah min dan maks melaju di Pantura.

Beruntunglah bro ndess mendapat generasi yang punya velg kuat. Di mana bro ndess selalu terjebak lubang buayanya Pantura di jalan. Baik yang besar maupun gelombang. Bukankah rata-rata Yamaha itu velgnya gampang peyang buat nabrak lubang? Gak Yamaha doang sih. Sebelah juga, xixixixi. Rencana sebelum bertemu rute yang ekstrim buat si Gold, moga ada dana buat overhaul.

Walau penuh problem kenapa bro ndess bertahan dengan Si Gold NVL? Itu sudah sugesti dari dalam diri. Kalaupun mau, ada si Juz1 dan BlueBeAt (Jupiter dan BeAt Bro Ndess) di rumahj. Tapi, bro ndess lebih sreg dengan nih motor. Bro ndess memang FBY, karena nih motor Vixion udah dari gen awal bro ndess merasakan. Kalaupun gak suka, dulu udah beli Tiger Revo 😆

Hehehe,, this is my story. What about your story?