Sedikit cerita : tentang protes kekalahan lomba

Masih dalam suasana tentang lomba. Tentang protes kekalahan lomba. Ane juga mengalaminya pas waktu masih di Jaman SMK dulu. Di mana, lombanya adalah lomba Fotografy.

Nah, dalam fotografy yang paling penting adalah gambar berbicara. Maksudnya? Ya entar ane jelasin sendiri di lingkup materi. 🙂

Di lomba itu dicari 10 foto dari 10 orang juara untuk go Kabupaten. Nah, karena ane niat sungguh untuk mengikutinya. Ane langsung deh kirim 10 foto langsung ke panitia. Alhamdulillah, yang jadi juara utama ada 2, yang 3 lagi juara hiburan. Alhamdulillah, juara saat itu.

Tapi, salah satu peserta yang ikut foto juga. Memprotes keras keputusan panitia yang merupakan guru kesenian. Katanya terlalu banyak foto ane yang juara dan foto ane semua katanya hasil potoshop. Padahal ya itu apa adanya. Dipotret lewat hape LG GW300 resolusi gambar 1260×720 high. Fotonya peserta yang protes itu kagak lolos 1, ngirimnya 2.

Ane cuma diem aja, penting nggak semua diprotes :mrgreen: . Panitia nyerah, nurutin permintaan peserta itu. Akhirnya cuma 1 foto yang dianggap juara.

Nah, akhirnya setelah diputuskan 10 orang go kabupaten. Niatan ane berubah kang. Tergiur hadiah 4,5 jt waktu itu. Ditambah faktor bagi hasil bila menang kabupaten karena saat pengiriman foto. Foto yang juara sekolah kurang. Foto ane dipakai yang satunya. Dan yang bikin ane sakit hati, lokasi keterangan foto dirubah dari desa Tejo jadi Gunungsari, padahal dua-duanya berbeda secara geologi alam. Tejo dataran dan Gunung sari berbatu! Itu bikin ane kagak ikhlas juga. Gila kang. Sangking gak terimanya sampek digituin. Karena, memang peserta itu dekat ma semua guru dalam berbagai kegiatan. Ane nyerah aja.

Walhasil, gagal juara deh. Padahal udah minta restu ortu dan doa. Memang lum rejeki.

Nah, malah curcol masa lalu yak ane :mrgreen: . Hanya sedikit mereview ulang tentang bagaimana kita menyikapi sebuah keberhasilan dan kegagalan dalam berkompetisi. Yang jelas dalam berkompetisi itu ada menang, juga ada kalah. Seberapa keraspun kita berusaha, kalo ada yang lebih baik? Tetap aja kalah.

Yang harus ditanamkan dalam setiap kompetisi adalah iklhas, taqwa, dan ikhtiar. Ditambah doa, dan tidak takabur. Cukup berdoa setelah kita melakukan apa yang harus dilakukan. Jangan pernah pakai cara yang tidak etis atau katrok istilahnya.

Kompetisi itu persaingan, semua yang terlibat harus tahu hak orang lain juga. Jangan bermain negatif. Agar timbul rasa tentram dan rasa syukur. Insya Allah, hati ini tidak akan ada rasa dendam apabila kalah, dan tidak ada rasa takabur bila menang. Rejeki udah diatur 🙂

#Salam Ndeso Bojonegoro.

Dikirim dari Ndesoberry94.

Dipublikasikan oleh

avatar Tidak diketahui

Bro Ndes 94

Seseorang yang mempunayi hobi menulis, membaca, dan mencari ilmu baru. Tak ada paksaan dalam menulis, karena menulis itu seperti mengalir. Jika terbiasa maka kita akan kecanduan. #Poko'e_Joget#

6 tanggapan untuk “Sedikit cerita : tentang protes kekalahan lomba”

Mohon di komentari, kritik dan saran. Yuk diskusi bareng :-) Jika komen anda masuk spam hubungi admin

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.