Sebuah renungan yang ane dapat dari Facebook,gan. Yang mungkin juga menyinggung tentang kota kecil ane, Bojonegoro jaman 7 tahun yang lalu
—
kau kenal si poltak raja minyak dari medan kan
ah siapa sih yang tak kenal dia
ya… dia itu abangku yang tinggal di medan
hartanya tak habis dimakan tujuh turunan
jangan tanya berapa istri abangku itu
tak cukup jari tanganmu dan jari tangan tetanggamu
menghitungnya
mau apa saja tinggal tunjuk jari
maklum lahhh abangku itu raja minyak…
beda dengan saudaranya ini….
aku ini tak punya apa-apa
jangan tanya hartaku
jangan tanya tabunganku
jangan tanya apa pekerjaanku
padahal aku juga hidup di kota minyak
aku punya minyak yang tak mungkin habis dimakan tujuh
turunan
tapi nyatanya aku jadi gelandangan
pernah aku baca koran bekas bungkus nasi
katanya kota ku ini kaya raya
katanya kota ku ini makmur
ah…. siapa juga orang bodoh yang menulis berita di
koran itu
apanya yang kaya raya
makmur yang seperti apa maksudnya
nyatanya aku jadi gelandangan
nyatanya aku tak punya pekerjaan
sendal jepitku saja hasil mencuri dari mushola satpol pp
mungkin mata mereka buta jika melihat gelandangan
pasti mata mereka kelilipan debu dan terpejam tatkala
melihat pengangguran
hingga dengan pede nya mereka berkoar-koar tentang
kemakmuran
makmur mu apa juga makmur ku
kesejahteraanmu apa juga kesejahteraan kaum seperti
aku
oh.. tidak pak…..
lepaskan saja baju safari mu itu
tak cocok baju itu membalut tubuhmu
hemmmmm…. aku ada ide..
kenapa tak jadi penulis saja
kalian kan pintar berhayal
kalian kan cerdas mengolah kata
kalian cukup brilian untuk memutar balikan fakta…
atau …
gabung saja dengan kaumku
pasti ku angkat kau jadi ketua gelandangan
hingga kau akan benar-benar tau arti kata ‘kemakmuran’
yang dulu sering terucap dari mulut manismu…………
—
#salam ndeso Bojonegoro
Dikirim dari WordPress untuk BlackBerry.


Curhat….hehehhehe 😀
SukaSuka